A. Pengertian
Ubiquitous adalah suatu sistem yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer
secara kontinyu, dimana saja, kapan saja dan bagaimana saja.
B. Perkembangan
B. Perkembangan
Ubiquitous
memiliki banyak perkembangan utamanya dalam dunia pendidikan. Dalam dunia
pendidikan hal ini bisa diterapkan dengan konsep Ubiquitous Learning. Wikepdia
mendefinisikan teknologi ini sebagai berikut “Ubiquitous Learning
Materials (ULM) is defined as learning materials that may be transferred to
mobile devices via cable or wirelessly and be operated in these mobile devices.
These materials can be videos, audios, PowerPoint presentations, notes, or any
kind of learning materials that can be transferred to and worked on mobile
devices”.
Bahan
belajar Ubiquitous didefinisikan sebagai materi pembelajaran yang
dapat ditransfer ke perangkat mobile melalui kabel atau nirkabel dan
dioperasikan dalam perangkat mobile. Bahan-bahan ini dapat berupa video, audio,
presentasi PowerPoint, catatan, atau jenis materi pembelajaran yang dapat
ditransfer ke dan bekerja pada perangkat mobile "
Maka
ini teknlogi ini merupakan alternatif sebuah long-life education dengan maksud kegiatan pembelajaran tidak hanya
terhenti ketika bel keluar kelas berbunyi.
Ubiquitous
computing dapat didefinisikan sebagai
penggunaan komputer yang tersebar di mana user berada. Sejumlah komputer
disatukan dalam suatu lingkungan dan tersedia bagi setiap orang yang berada di
lokasi tersebut. Setiap komputer dapat melakukan pekerjaan yang dipersiapkan
untuk tidak banyak melibatkan intervensi manusia atau bahkan tanpa harus
mendeteksi di mana pemakai berada.
Karakteristik Lingkungan
Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan dalam
lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran, perbankan,
transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain yang
tercakup dalam suatu area perkotaan. Karakteristik dari lingkungan pelayanan
ini adalah sebagai berikut:
- Personal Device
Pemakai dilengkapi dengan peralatan pribadi yang mudah
dibawa (portable) seperti: PDA,smart phone, komputer kecil yang
mudah dibawa, atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung membentuk
suatu Body Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis dapat menyesuaikan jenis
protokol radio yang berbeda.
- Network Architecture
Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan komunikasi
nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih luas.
Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis
infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan
peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan.
- Service Provisioning
Layanan bagi pemakai disediakan di berbagai tempat berbeda
dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan layanan yang tersedia
dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel. Layanan-layanan ini
diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan denganapplication server yang dapat diakses melalui infrastruktur jaringan.
- Sensing Architecture
Untuk mendukung pemberian layanan-layanan tersebut,
lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat interaksi
antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien.
Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terus-menerus dan
memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa
informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu
aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi jenis sensor tradisional
seperti: sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang
lebih kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan
demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari
peralatan-peralatan sensor tersebut.
- Modes of Interaction
Pemakai
berinteraksi dengan layanan melalui suatu multimodal user
interface yang menggunakan
peralatan pribadi untuk berkomunikasi. Multimodal communication memungkinkan pemakai mangakses layanan tidak hanya pada saat mereka
duduk di depan PC, tetapi juga pada saat mereka bergerak bebas dalam lingkungan
AmI.
Spesifikasi Teknis
Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis sebagai berikut:
Ubiquitous computing mempunyai beberapa spesifikasi teknis sebagai berikut:
1. Terminal & user interface
Peralatan yang digunakan sebaiknya mempunyai kualitas tampilan yang bagus dan responsif terhadap input dari pemakai. Walaupun dengan ukuran display yang terbatas, penggunaanya harus intuitif dengan tampilan yang bersih menggunakan alat input yang berbeda seperti: pen,handwriting recognition dan speech recognition.
2. Peralatan yang murah
Jika kita membangun sebuah sistem dengan banyak komputer untuk satu pemakai, biaya satu komputer hendaklah tidak terlalu mahal. Meskipun komputer biasa pada umumnya relatif lebih mahal, kamputer ini tidak dapat digunakan untuk ubiquitous computing. Tidak semua komputer dalam ubiquitous computing memerlukan prosesor dan harddisk dengan spesifikasi seperti dalam komputer biasa.
3. Bandwidth tinggi
Kebutuhan lain dari ubiquitous computing adalah mempunyai bandwidth jaringan yang cukup untuk melakukan komunikasi
antara peralatan-peralatan yang digunakan. Selain masalah bandwidth, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan transformasi data melalui jaringan, antara lain: lokasi terminal untuk mobile communication, penggunaan frekuensi yang tepat, menjaga kualitas layanan, enkripsi data, dan mengurangi gangguan-gangguan laten terhadap jaringan.
4. Sistem file tersembunyi
Ketika seorang pemakai menggunakan komputer, dia harus belajar beberapa aspek dasar tentang sistem operasi dan konsep-konsep file serta struktur direktori. Hal ini mengakibatkan pemakai akan lebih terfokus pada bagaimana informasi akan disimpan, bukan pada informasi itu sendiri. Salah satu kebutuhan ubiquitous computing adalah bahwa komputer harus tersembunyi. Komputer harus dapat “memahami” kondisi pemakai. Sebagai contoh, melalui penggunaan voice recognitionatau interface lainnya yang memungkinkan pemakai melakukan akses tanpa harus mengetahui nama file tertentu, lokasi atau format file tersebut.
5. Instalasi otomatis
Ubiquitous computing harus dapat mengeliminasi kebutuhan instalasi program. Dalam sistem konvensional, seringkali diperlukan instalasi program yang dapat menimbulkan masalah, dan dalam beberapa kasus harus melibatkan pemakai. Konsep ini tidak berlaku dalam ubiquitous computing. Program harus dapat berpindah dari sebuah komputer
ke komputer lain tanpa harus mengubah konfigurasi dasar dalam menjalankan suatu program baru. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat dipindahkan ke komputer lain dengan mudah (platform-independent).
6. Personalisasi informasi
Akan lebih baik jika ubiquitous computing system dapat menjaga agar informasi yang tersedia dapat digunakan sesuai kebutuhan pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah setiap kali ada seseorang yang baru bergabung dalam sebuah komunitas, profil pribadi orang tersebut harus ditambahkan ke setiap peralatan yang ada.
7. Privasi
Salah satu masalah yang paling penting dalam ubiquitous computing adalah resiko privasi yang serius. Sistem ini dapat menyimpan data-data pemakai dan lokasinya yang mungkin dapat diakses oleh pemakai lain. Teknologi jaringan yang baru seperti infra merah atau komunikasi radio nir kabel menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan data.
Potensi Ambient Intelligence di Indonesia
Dalam paper yang disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi, Wawan Wardiana (2002) menyimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer, sistem jaringan baik berupa LAN maupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk transfer data.
Pada saat ini kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi sudah semakin meningkat. Salah satu bukti pemahaman ini adalah dengan trend teknologi informasi yang tidak saja berpengaruh terhadap gaya hidup para profesional, pelaku bisnis dan pemakai lain di kalangan orang dewasa, tetapi juga berpengaruh terhadap para remaja di tingkat sekolah bahkan anak-anak. Penggunaan teknologi komunikasi seperti SMS, MMS, chatting dan e-mail sudah begitu memasyarakat. Trend penggunaan teknologi informasi ini juga dapat kita jumpai di berbagai bidang, seperti pendidikan, perbankan, perdagangan, pemerintahan dan lain-lain.
Di bidang pendidikan, teknologi informasi sangat berperan dalam menyediakan sarana belajar-mengajar yang lebih efisien seperti trend belajar jarak jauh (distance learning), belajar secara elektronis (e-learning), perpustakaan elektronik (e-library), dan multimedia. Sebagai contoh, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang memberikan kemudahan bagi seluruh mahasiswa untuk melakukan pembayaran uang kuliah melalui bank tanpa harus datang ke kampus, melihat nilai atau mengecek absensi cukup melalui SMS Kampus. Di bidang perbankan, teknologi informasi memberikan kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi. Semakin banyak pelaku ekonomi, khususnya di
kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi cukup menggunakan kartu elektronik atau smart card. Nasabah pun tidak perlu lagi datang ke lokasi untuk melakukan transfer uang ke bank yang berbeda.
Berdasarkan fakta-fakta yang digambarkan di atas, muncul suatu pemikiran bahwa trend teknologi informasi di Indonesia akan mengarah ke ubiquitous computing yang merupakan konsep dasar dari teknologi Ambient Intelligence. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan akan potensi penggunaan teknologi AmI di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1.
Semakin berkembangnya teknologi jaringan
khususnya jaringan nirkabel yang memungkinkan transfer data dapat dilakukan
dengan lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih kecil.
2.
Tingkat kemampuan masyarakat dalam menggunakan
atau membeli komputer dengan kemampuan tinggi. Walaupun masih terbatas untuk
kalangan tertentu, seperti pelajar, mahasiswa, profesional, pelaku bisnis dan
sebagainya, namun pemakaiannya sudah semakin menyebar sehingga orang awam pun
sudah terbiasa dengan lingkungan di mana komputer merupakan alat bantu dalam
kegiatan-kegiatan sehari-hari.
3.
Cepatnya perkembangan dan penyebaran teknologi
komunikasi di kalangan masyarakat luas memenuhi kebutuhan ubiquitous communication yang merupakan salah satu pilar teknologi Ambient Intelligence.
4.
Kebutuhan sumber daya manusia di bidang
teknologi informasi yang sudah semakin banyak tersedia. Ketersediaan sumber
daya manusia ini didukung oleh semakin berkembangnya sekolah-sekolah tinggi dan
universitas-universitas yang khusus mendalami bidang ilmu komputer dan
teknologi informasi.
5.
Situasi lingkungan yang menuntut tersedianya
fasilitas pelayanan yang lebih efisien dan cepat. Jumlah populasi penduduk yang
terus meningkat akan menimbulkan masalah kualitas pelayanan dari berbagai
instansi yang melayani masyarakat luas. Masalah-masalah tersebut antara lain:
antrian yang disebabkan banyaknya orang yang memerlukan layanan yang sama pada
saat yang sama, kepadatan lalu-lintas yang juga disebabkan oleh makin banyaknya
orang memerlukan layanan. Bukan hanya pelayanan transportasi, tapi juga
pelayanan-pelayanan lain yang memerlukan transportasi karena mereka harus
datang ke lokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar